Cerpan "Where Love Sleeps"

22.19


Where Love Sleeps

Ini adalah kisah cinta antara manusia dan robot, antara Eiry dan Rachel.
Eiry adalah pemuda yang tak punya waktu banyak untuk hidup di dunia ini sedang Rachel adalah robot cantik dan manis yang dikirim untuk membantu Eiry.
Hingga akhirnya cinta mempersatukan mereka berdua dalam tidur yang abadi.
Inilah tragedi cinta yang mengharukan…

_Stage 01_
‘Kau tak mengenaliku, tapi aku jatuh cinta padamu. Aku hanyalah manusia yang tak punya waktu lama untuk hidup di dunia ini. Yang kuinginkan hanyalah bagaimana caranya agar perasaan ini bisa sampai padamu…’
_ _ _

Pagi itu Rachel diantar ke rumah Eiry untuk menjaga dan membantu Eiry.
“Permisi? seru Rachel sambil membuka pintu. “Tuan Eiry, perkenalkan nama saya Rachel?” lanjutnya sambil menundukkan kepala dan membungkukkan badan dengan hormat.
Z . . z . . z . .

Sayangnya Eiry masih tertidur di atas sofa setelah semalaman suntuk memikirkan pernikahannya yang semakin dekat. Kalau tidak karena desakan ayahnya, Eiry lebih memilih untuk menghabiskan sisa waktunya dengan bersantai dan melakukan hal yang menyenangkan hatinya.
“(Mungkin tuan Eiry tidak enak badan. Kasihan, tuan Eiry tidak punya banyak waktu… itulah sebabnya aku di buat)” ucap Rachel dalam benaknya.
Tak lama, Eiry terbangun dari tidurnya. Dan segera Rachel memberi sikap hormat kepada tuannya itu.
“Tuan, sudah bangun? Ada yang bisa saya kerjakan untuk tuan?” ucapnya masih tetap menunduk.
“Hhh.. kau boneka yang dibuat khusus itu, ya?”
“Ya.. Ayah anda yang mengirimkan saya dan memerintahkan saya untuk membantu anda”
“Entah apa yang dipikirkan orangtua itu, aku ‘kan tidak punya waktu untuk main-main dengan boneka?! Bulan depan tunanganku akan datang, aku tak punya waktu luang, itu sebabnya aku ingin istirahat sekarang agar sanggup menjalankan kewajibanku untuk ‘Menikah sebelum mati’?!”
“Jadi aku tak diperlukan?”
“Tenang saja, aku tak punya kekuatan untuk mengusirmu. Silahkan tinggal di sini selama sebulan?”
“Baiklah tuan, (aneh… manusia bisa menciptakan robot dan bisa memperbaiki apa saja, tapi kenapa tak mampu memperbaiki tuan Eiry? Apa kerusakan tuan Eiry sangat parah?)” pikirnya polos.
___

Beberapa hari kemudian, dipagi hari.
“Selamat pagi tuan Eiry?”
“Pagi Rachel… (sial! pandanganku kabur) h . . h . .” Eiry menahan sakit sambil memegangi perutnya.
“Tuan Eiry, anda kenapa?”
“Tidak apa-apa, aku hanya pusing”
“Mari tuan Eiry saya bantu duduk” ucap Rachel, sambil memegang tangan Eiry.
“Terima kasih Rachel”
“Saya ambilkan teh buat tuan.”
Saat Rachel selesai menyuguhkan teh, ia melihat Eiry dengan tatapan ingin tahu.
“Mengapa kau memandangi aku?”
“Bolehkah aku bertanya pada tuan?” ucapnya dengan mimik serius.
“Tanya apa?”
“Tuan Eiry mengalami kerusakan apa? Apa tidak bisa diperbaiki?” ucapnya.
Sontak Eiry langsung tertawa.
“Hahahahahahahaha!! Awww!!” ia menahan tawa sejenak karena hatinya terasa perih ketika ia tertawa terlalu kencang. “Hihihi!!” lanjutnya dengan tawa pelan.
“Kenapa tuan tertawa?”
“Aku berbeda denganmu! Jika progammu rusak dapat diprogram ulang, jika mesinmu rusak dapat diperbaiki. Tapi jika mesin manusia rusak sangat sulit untuk diperbaiki. Kerusakan satu organ dapat menyiksa organ yang lainnya.”
“Kerusakan anda berada di mana?”
“Di sini..” ucapnya sambil memegang permukaan hatinya. “Kerusakan hati yang sangat parah. Dan kerusakan ini sangat menyebalkan, menyiksa, menyakitkan. Kalau ada donor yang tepat aku sudah pulih sejak lama. Tapi sayangnya tidak ada donor yang tepat, bahkan di saat-saat terakhir ini..” ucapnya dengan nada parau dan tanpa sadar air matanya sudah mengalir.
Rachel segera memberikan serbet kepada Eiry. Eiry menerima serbet itu dan menutupi wajahnya dengan serbet itu. Rachel hanya memperhatikan Eiry dengan tanpa tahu harus berkata apa, tapi programnya mengerti kalau manusia ini sedang menangis karena sesuatu yang membuatnya sedih.

_Stage 02_
Seminggu kemudian, dipagi hari.
“Tuan Eiry, apa yang anda sukai?”
Eiry memandang kosong pada Rachel. Ia merasa ada yang menarik dari robot perempuannya itu.
“Tuan?”
“Hm?!” ia tersadar dari lamunannya. “Kau tadi mengatakan apa?”
“Apa yang tuan sukai?”
“Apa yang aku sukai? Entahlah, aku lupa. Kalau kau? Apa yang kau sukai?”
“Aku suka saat aku sedang mengisi bateraiku. Aku suka saat melihat tuan tertawa dan menangis. Aku suka jika aku diminta mengerjakan sesuatu.” ucapnya dengan mimik tanpa ekspresi, dan selalu begitu.
“Kau suka kalau diminta mengerjakan sesuatu? Kalau begitu aku memintamu untuk tersenyum.”
“Tersenyum? Mengapa aku harus tersenyum?”
“Senyum dapat membuatmu tampak lebih nyata. Senyum adalah bentuk pelayanan yang paling mendasar. Melayani sambil tersenyum dapat membuat orang yang kau layani itu merasa lebih nyaman bersamamu, ia jadi merasa lebih dekat denganmu. Dalam kehidupan manusia, senyum adalah hal yang terpenting.”
“Begitu ya? Jadi saya harus tersenyum. seperti ini..” ucapnya, kemudian menunjukkan tersenyum manis.
“Ya begitu. Dengan senyuman itu aku menjadi lebih nyaman sekarang. Biasanya kau selalu menunjukkan wajah tanpa ekspresi, itu membuat aku tidak nyaman.”
“Hmm!” Rachel tertawa manis.” Baru pertama kali aku mendapat kritikan seperti itu. Akan kusimpan baik-baik dalam memoriku.”
“(Robot ini manis juga… Ehh! Apa aku gila!!! Masa aku jatuh hati padanya?! Haha! Tidak mungkin!)” ucapnya dalam hati.
“Tuan, sudah waktunya anda minum obat.”
“Ok. Terima kasih sudah mengingatkan.”
___

Dua hari kemudian, disore hari. Eiry sedang menikmati secangkir tehnya dan Rachel berdiri di sampingnya. Eiry melemparkan pandangannya pada daun-daun pepohonan yang berguguran yang ada di luar.
“Apakah anda sedang memandangi pohon-pohon itu?”
“Ya.”
“Kenapa?”
“Ikutlah keluar bersamaku.”
Eiry beranjak dari kursinya dan mulai melangkah keluar rumah dan Rachel mengikutinya dari belakang. Mereka berjalan menghampiri sebuah pohon dan berdiri di bawah pohon itu. Sejenak Eiry memandang ke atas pohon itu, dan Rachel pun menirukannya.
“Kau tahu kenapa daun-daun ini berguguran?”
“Ya. Karena ini sedang musim gugur, dan ini adalah hal yang alamiah.”
Kemudian Eiry menoleh pada Rachel begitu juga dengan Rachel.
“Benar. Tapi yang lebih tepatnya adalah karena yang tumbuh akan gugur dan yang hidup akan mati… Makhluk yang tak bisa mati berarti tak bisa hidup.. Sebenarnya aku iri padamu…”
“Iri? Kenapa?”
“Kalau tak punya arti dan kegunaan, robot tak akan dibuat. Kita tahu daun harus gugur karena ada saatnya mereka harus gugur. Tapi manusia ingin semuanya berlanjut tanpa ada yang berubah, dengan harapan seperti itulah robot sepertimu dibuat, ‘tak mati dan tak berubah’, itulah impian setiap manusia, jadi kau punya arti dan aku menjadi iri padamu”
“Sebenarnya aku juga iri pada tuan. Aku iri karena aku tak bisa tertawa, menangis, dan merasa sakit seperti tuan. Terkadang aku merasa aku cuma hal palsu yang tak punya akhir, kecuali manusia yang mengakhiri aku. Bisa mati karena hidup, tapi aku..”
Saat itu juga Eiry menarik bahu Rachel dan memeluknya.
“Apa kau bisa dengar suara detak jantungku..?”
“Ya tuan.”
“Sebentar lagi detak itu akan berhenti, dan saat itu terjadi aku ingin kau berada di sisiku.. Hanya kau Rachel..”
“Baik tuan.”
“(Bagaimana caranya agar perasaanku bisa sampai padamu? Aku tahu ini gila, tapi aku jatuh hati padamu..)”
_Stage 03_
Sebulan hampir berlalu, dan karena Eiry harus pergi ke luar kota untuk melaksanakan pertunangannya, maka ayahnya mengirim mobil untuk menarik Rachel. Hal ini ternyata membuat Eiry sedih dan gelisah.
“Tinggal dua hari lagi aku bersama tuan, ya?”
“Iya?”
“Dua hari lagi tunangan anda akan datang, ‘kan?”
“Begitulah?” ucap Eiry dengan mimik sedih. “Kau masih ingat janjimu waktu itu, ‘kan?”
“Masih tuan. Apapun yang terjadi aku akan menyimpan memoriku bersama tuan dengan baik. Aku akan berada di samping tuan saat ‘detak’ itu berhenti. Aku sudah berjanji dan aku akan menepatinya.” ucapnya sambil tersenyum.
“Sebenarnya aku tidak ingin berpisah denganmu. Jika boleh memilih, aku lebih memilih menghabiskan waktu bersamamu daripada dengann wanita lain yang hanya menginginkan hartaku saja.”
“Kenapa tuan lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersamaku?”
“Karena aku… aku… aku menyukaimu..”
“Menyukaiku? Tapi aku hanya robot.”
“Karena itu aku menyukaimu.. Berbeda dengan tunanganku yang bermata duitan itu.. kau tidak menginginkan apa-apa dariku, hanya ingin melayaniku dengan baik. Meski kau tak punya organ hati dan jantung tapi kau punya sifat yang tulus dan polos seperti anak kecil. Kau hanya ingin melayani dengan baik itu sama artinya kau ingin melayani dengan sepenuh hati. Karena itulah aku sangat menyukaimu..”
“Tuan..”
Detik itu juga Eiry meraih Rachel dan mendaratkan ciuman di bibir Rachel, kemudian memeluknya dengan erat. Rachel tidak mengerti, tapi ia merasa seperti ada sesuatu yang korslet pada programnya, ia merasa seperti tersengat arus listrik yang kecil yang memerintahkannya untuk melingkarkan tangannya pada punggung Eiry dan ia melakukannya.
Eiry meneteskan air matanya di bahu Rachel, ia tak mau melepaskan Rachel dari pelukannya.
“Aku menyukaimu Rachel.. sangat manyukaimu… Aku mencintaimu..”
“Aku juga menyukai tuan Eiry.” jawabnya polos sambil tersenyum, meski ia sendiri tidak tahu pasti apa yang barusan diucapkannya.
‘Aku tidak menginginkan apapun, aku hanya menginginkan kau berada di sisiku sampai saat itu akan datang.’
_ _ _

Dua hari kemudian, dipagi hari. Eiry sudah bersiap untuk pergi.
“Kau tunggulah di sini, aku akan menyelesaikan masalahku dengan tunanganku itu. Aku juga sudah membatalkan mobil penjemputmu. Setelah masalahku selesai, aku aku akan segera kembali ke sini. Dan kita akan meninggalkan tempat ini. Berjanjilah untuk tidak meninggalkan tempat ini apapun yang terjadi.”
“Aku berjanji tuan.”
Eiry mengecup dahi Rachel dan segera mninggalkannya. Dengan segera ia membawa mobilnya melaju kencang menuju bandara untuk menemui tunangannya itu.
Setibanya di bandara ia segera bertemu dengan tunangannya itu.
“Hallo Eiry, aku sangat merindukanmu! Kenapa kau lama sekali, aku sudah menunggumu dari tadi! Oh iya! Kudengar paman mengirimkanmu robot perempuan untuk membantumu, aku iri pada robot itu. Seharusnya aku yang menemanimu, bukan robot jelek itu!”
“Tolong jaga bicaramu Sherry! Aku datang ke mari bukan untuk menjemputmu, tapi untuk menyampaikan kalau aku tidak akan menikah denganmu. Itu saja.”
“Apa?!!” ucap wanita itu tak percaya. “Apa paman yang memintamu?”
“Tidak, ini kemauan dan keputusanku sendiri.”
“Aku tidak percaya!!? Apa ini karena robot sialan itu?!! Apa kau jatuh hati robot tolol itu?!!”
“Ya. Aku jatuh hati padanya dan mencintainya. Lebih baik aku bersamanya, daripada bersama wanita yang ingin menikah denganku karena hartaku saja?!”
“Tidak bisa dipercaya!! Tidak masuk akal!! Kau ini bodoh atau apa Eiry!!! Bagaimana mungkin kau bisa mencintai dan dicintai sebuah robot, dan bercinta dengan robot?!! Mustahil Eiry!! Apa kau tidak pernah menyadari kalau aku sangat menginginkanmu?!”
“Yang kau inginkan hanyalah hartaku.” jawab Eiry ketus.
“Tuhan?!! Kau memang bangsat Eiry!! Kau akan menyesalinya!!”
“Terserah kau mau ngomong apa. Aku pergi dulu.”
Eiry melangkah meninggalkan tunangannya itu.
“Oh iya, kudengar kau membatalkan mobil penjemput robot sialan itu, ya?”
Seketika Eiry menghentikan langkahnya dan menoleh pada wanita itu.
“Aku sudah menduga hal ini terjadi. Jadi aku menghasut paman untuk mengirimkan mobil penjemput lagi. Dan paman meminta mereka untuk menghilangkan memori robotmu itu.”
“Kau memang wanita sialan!!”
Eiry segera berlari meninggalkan bandara dan segera masuk ke mobilnya dan melesat dengan cepat.
“Rachel, bertahanlah..”
___

Di rumah Eiry, sudah berkumpul tiga orang pria berbadan besar dan tegap yang siap menangkapnya. Hal ini terjadi karena Rachel membukakan pintu untuk mereka karena mereka mengaku sebagai kenalan Eiry.
“Wahh? Manisnya robot orang kaya, beda dengan robot biasa yaa?” ucap seorang di antara mereka.
“Mau apa kalian bertiga. Kenapa kalian membawa sejata listrik itu?”
“Robot manis, kami disuruh untuk membawamu dari sini dan menghilangkan memorimu. Dan jika kau melawan kau sudah dapat membayangkan apa yang terjadi, ‘kan?”
“Tidak. Aku sudah berjanji pada tuan Eiry untuk tidak meninggalkan rumah ini, dan tidak ada seorang pun yang boleh menghilangkan memoriku kecuali aku sendiri.”
“Robot manis, majikanmu itu akan segera mati. Kau akan ditinggalkan untuk selamanya. Dia berbeda denganmu, kau tak memiliki jiwa, hal yang kau anggap memori atau kenangan itu cuma dusta belaka.”
“Aku tak peduli itu dusta atau tidak. Tapi yang jelas tidak ada yang boleh membawaku dari sini dan menghapus memoriku kecuali aku menginginkannya dan kecuali itu perintah tuan Eiry!” ucap Rachel dengan nada tinggi.
“Kau merepotkan juga ya, robot manis! Kalau begitu kami bertiga terpaksa membawamu secara paksa!! Ayo teman-teman kita bereskan robot yang satu ini, agar kita bisa bersantai kembali?!!”
“Ok!!”
Segera mereka menyalakan senapan listrik itu dengan tegangan tinggi, dan mendekati Rachel dengan hati-hati.
“Jangan mendekat! Atau aku terpaksa membunuh kalian!”
Tangan kanan Rachel berubah menjadi pistol revolver. Senjata yang cukup kuat untuk menembus lapisan ketujuh kulit manusia. Robot pembantu seperti Rachel memang diperlengkapi dengan senjata itu. Senjata itu digunakan untuk berjaga-jaga, hanya apabila dia dan tuannya dalam keadaan bahaya.
“Kurang ajar!! Kau berani mengeluarkan senjatamu!! Kau telah melanggar peraturan, robot sialan!! Kau tidak boleh mengeluarkan senjatamu kecuali kau dan tuanmu dalam keadaan bahaya!! Hh! Kau membuat kami semakin mempunyai alasan yang kuat untu menon-aktifkanmu!!! Robot bodoh!!” mereka tertawa puas.
Mereka bertiga menembakkan sengatan listrik yang cukup tinggi. Rachel hanya bisa berteriak menahan sengatan listrik itu. Sampai akhirnya ada yang memukul seorang dari antara mereka dengan pemukul baseball sampai roboh ke lantai. Seketika itu juga dua orang yang lainnya menghentikan tembakan mereka, dan menoleh pada sipemukul itu.
“Rachel!!”
Eiry segera berlari menghampiri Rachel yang terkulai tak bertenaga. Eiry menyentuh Rachel tapi ia langsung menarik kembali tangannya, tubuh Rachel menjadi panas karena sengatan listik itu.
“Tuan sudah kembali?” ucapnya dengan suara seperti berbisik.
Seketika itu juga Eiry berdiri dan menoleh pada ketiga orang itu. Ia merasa emosinya sudah mencapai ubun-ubun. Seandainya saja ia memegang senjata, sudah ditembaknya kepala ketiga orang itu.
“Sialan!! Keluar dari rumahku sekarang juga, sebelum aku menelepon polisi!!”
“Dasar manusia tidak tahu diuntung!! Sudah mau mati saja, masih berlagak sombong!!” kata seorang dari antara mereka.
“Sialan!! Kau sudah memukul kepalaku!! Sekarang terimalah akibatnya!!” ucap lelaki yang dipukul itu sampil mengarahkan sejata listriknya pada Eiry.
“Apa yang mau kau lakukan, Bob?” tanya seorang dari antara mereka.
“Menghabisi dia dan robot sialannya itu!! Apa kalian tidak mau ikutan?!! Setelah mereka mati, kita geledah isi rumah ini, mengambil semua harta berharganya, lalu pergi meninggalkan kota jahanan ini!!”
“Hmm, ide bagus!! Aku juga sudah bosan dengan pekerjaan sialan ini!!”
“Aku juga!! Hahahahaha!!!”
“Sialan! Mau apa kalian!!! Cepat angkat kaki dari rumahku!!”
“Tenang tuan muda!! Kami akan mempercepat proses kematianmu dengan robotmu itu. Bukankah lebih baik kalau kalian mati bersama?! Bukankan itu yang kau inginkan?!”
“Ok. Bersiap semuanya!!” ucap Bob pada kedua temannya itu.
Mereka mengangkat senjata listrik itu dan mengarahkannya pada Eiry dan Rachel.
“(Tidak! Tidak akan kubiarkan mereka menyakiti tuan Eiry!!)”
Seketika itu juga, Eiry mendengar desingan peluru tiga kali dari balik badannya. Ketiga pria itu segera menjatuhkan senjatanya, karena masing-masing peluru itu tepat mengenai lengan kanan mereka. Dan segera Eiry menoleh ke belakang. Dilihatnya tangan kanan Rachel berubah menjadi revolver dan menguarkan asap yang berbau mesiu. Kemudian revolver itu berubah kembali menjadi sebuah tangan.
Segera ditangkapnya tubuh Rachel ketika akan jatuh, dan digendongnya dengan kedua tangnnya. Tubuh Rachel masih terasa hangat. Dilihatnya ketiga lelaki itu berlari kocar-kacir sambil mengeluarkan kata-kata makian.
Lalu Eiry membawa Rachel ke kamarnya dan merebahkan tubuh Rachel di atas ranjangnya. Ia duduk di tepi tempat tidur sambil menggenggam tangan kanan Rachel yang terasa lebih hangat karena letusan revolver itu.
“Ternyata kau cukup ringan untuk digengendong. Kupikir beratmu mungkin mencapai seratus kilo lebih!?” ucap Eiry sambil tersenyum.
“Haha!! Beratku sama dengan wanita normal lainnya, tuan!” ucapnya dengan suara pelan. “Tuan, apa benar hal yang kuanggap sebagai memori atau kenangan ini hanya dusta belaka?”
“Tidak! Itu tidak benar. Semua kenangan punya arti. Dusta berarti kebersamaan kita ini tidak nyata, tapi karena kebersamaan kita ini nyata maka dia memiliki arti. Walaupun suatu saat nanti salah satu dari antara kita akan kehilangan memori ini, tapi seorang diantara kita akan tetap menyimpannya. Itulah sebabnya kau dan seluruh memorimu bukanlah hal dusta. Kau adalah hal yang paling nyata dalam hidupku dan di dalam sini…” ucapnya seraya meletakkan tangan Rachel di atas dadanya.
_Stage 04_
Tiba-tiba Eiry merasakan sakit yang sangat menusuk pada hatinya. Begitu sakitnya sampai ia meneteskan air mata.
“Tuan? Anda sakit?” tanya Rachel dengan nada lemah.
“Tidak. Aku tidak apa-apa. Tenang saja, sebentar lagi ini akan berakhir.. aku tidak akan merasakan sakit lagi untuk selamanya…”
Segera Eiry berbaring di samping Rachel. Ia mengecup dahi Rachel kemudian mengecup lembut bibirnya. Lalu Eiry mendekatkan kepalanya pada kepala Rachel, sambil tetap meletakkan tangannya dan tangan kanan Rachel di atas dadanya.
Siang itu langit terlihat sangat cerah, Eiry dapat melihat daun-daun yang berguguran yang ada di luar dari dalam kamarnya.
“(Tuhan! Sakit ini tak bisa kutahan lebih lama lagi.. Kumohon jangan membuatku lebih menderita.. Bawa aku dan Rachel bersamamu sekarang… Meski dia tak punya nyawa tapi dia punya jiwa yang lahir dariku… karena separuh jiwaku ada bersamanya.. karena itu pertemukanlah kami di sana..)”
“Tuan? Aku mencintai tuan..” ucap Rachel dengan senyum manisnya.
“Aku juga mencintaimu.. Sekarang kita pejamkan mata, ya?”

Sunyi..

Cerpen Karangan: Puspita Sandra Dewi
Blog: http://worldartsandra.blogspot.com
Read it at: Cerpenmu.com

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images