^_~ @Sahabatku@ ~_^

01.45

Sahabat menurut pamahamanku adalah;

Sahabat itu, bukan hanya sekedar sahabat yang bisa diajak bertukar pikiran, tapi ia juga harus bisa menyayangi sahabatnya seperti ia menyayangi dirinya sendiri.


Dia 'gak pernah jijik sama bekas mulut kamu,

tak pernah jijik dengan luka-luka di tubuhmu.

Dia mengasihi kamu, seperti dia mengasihi dirinya sendri.

Dia menerima kamu apa adanya, seperti dia menerima dirinya sendiri.
Dia gak harus selalu ada disamping kamu, tapi dia memantau kamu dari kejauhan.
Dia tak selalu memalingkan matanya kepada kamu, tapi dia selalu memperhatikan kamu dari kejauhan.

Dia tak pernah berkata "Ihh, enak sekali kamu dapat itu.",

saat kamu mendapatkan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ia dapatkan.
Ia tak pernah menyalahkan kegagalanmu dan berkata "Itulah 'kan! Kalau tadi kamu nggak buat seperti ini, tidak jadi begini masalahnya. Kamu sich, gak bijak!!"
Tapi ia orang yang akan berkata, "Sudahlah tak perlu bersedih, tidak ada orang yang tidak lepas dari kegagalan. Jadikan saja ini sebagai pengalaman berharga, mungkin dengan kegagalan ini suatu saat kamu bisa jadi orang yang sukses."

Dia tak pernah menyebutkan namamu di hadapan orang lain,

dia tak pernah membangga-banggakan dirimu dihadapan orang lain.
Tapi dia orang yang 'tak pernah lupa menyebutkan namamu di dalam doanya.
Ia orang yang selalu memohon di dalam doanya, "Ya Tuhan jadikanlah aku orang yang bisa memberikan jalan keluar baginya, dan menjadi penyejuk hatinya kala hatinya sedang bersedih"

Ia yang tak terlalu sering ada di sampingmu di kala kau sedang bahagia,

tapi dia akan datang padamu dan memelukmu ketika dunia menjauhimu.

Dia orang yang akan selalu membenci kekasihmu,

karena dia takut menyimpan rasa terhadap kekasihmu.

Jadi perhatikan setiap orang yang kamu anggap sahabat. Apakah ia hanya sahabat atau dia adalah sahabat yang benar-benar memiliki jiwa seorang sahabat.



@  ^_^  @

Kalian.. Terima kasih sudah hadir dalam kehidupanku dan mengisi hari-hariku, baik di kala suka dan duka. Baik di kala tawa maupun berlinang air mata. Baik di kala jatuh hati maupun patah hati. Baik di kala ada uang kiriman maupun tidak ada uang kiriman. Kalian selalu bersamaku!!! Terima kasih,, ^_^




  



Menghargai Diri Sendiri

01.04


Menghargai Diri Sendiri

Seekor anak anjing yang kecil mungil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya. Ketika dia mendekati kandang kuda, dia mendengar binatang besar itu memanggilnya. Kata kuda itu : "Kamu pasti masih baru di sini, cepat atau lambat kamu akan mengetahui kalau pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang lainnya, sebab saya bisa mengangkut banyak barang untuknya, saya kira binatang sekecil kamu tidak akan bernilai sama sekali baginya." Ujarnya dengan sinis. 

Anjing kecil itu menundukkan kepalanya dan pergi, lalu dia mendengar seekor sapi di kandang sebelah berkata : "Saya adalah binatang yang paling terhormat di sini sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya. Kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini." dengan nada mencemooh. 

Teriak seekor domba : "Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya, saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini. Saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarga. Tapi omonganmu soal anjing kecil itu, sepertinya kamu memang benar. Dia sama sekali tidak ada manfaatnya disini." Satu demi satu binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu, sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang itu. Ayam pun berkata bagaimana dia telah memberikan telur, kucing bangga bagaimana dia telah mengenyahkan tikus-tikus pengerat dari ladang itu. Semua binatang sepakat kalau si anjing kecil itu adalah makhluk tak berguna dan tidak sanggup memberikan kontribusi apapun kepada keluarga itu. Terpukul oleh kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu pergi ke tempat sepi dan mulai menangis menyesali nasibnya, sedih rasanya sudah yatim piatu, dianggap tak berguna, disingkirkan dari pergaulan lagi. 

Ada seekor anjing tua di situ mendengar tangisan tersebut, lalu menyimak keluh kesah si anjing kecil itu. "Saya tidak dapat memberikan pelayanan kepada keluarga di sini, sayalah hewan yang paling tidak berguna di sini." Kata anjing tua itu : "Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, kamu tidak bisa memberikan telur, susu ataupun bulu, tetapi bodoh sekali jika kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan." 

Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak amat lelah karena perjalanan jauh di panas terik matahari, anjing kecil itu lari menghampirinya, menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang dan anjing kecil itu berguling-guling di rumput disertai tawa ria. Akhirnya pemilik ladang itu memeluk dia erat- erat dan mengelus-elus kepalanya, serta berkata, "Meskipun saya pulang dalam keadaan letih, tapi rasanya semua jadi sirna, bila kau menyambutku semesra ini, kamu sungguh yang paling berharga di antara semua binatang di ladang ini, kecil kecil kamu telah mengerti artinya kasih......... 

Moral Story : 
Jangan sedih karena kamu tidak dapat melakukan sesuatu seperti orang lain karena mungkin memang tidak memiliki kemampuan untuk itu, tetapi apa yang dapat kamu lakukan, lakukanlah itu dengan sebaik-baiknya


P. Sandra D.
Renew: 28.06.2013

Pemikiran Sederhanaku Tentang Kehidupan

00.42

Kematian...

Bukanlah hal yang perlu ditakutkan...
Memang terkadang ia datang dengan sangat mengerikan dan menyakitkan..
Tapi kematian adalah jalan terbaik untuk memulai kehidupan yang lebih baru dan menyenangkan...
Saat kematian sudah hinggap padamu...
Kamu hanya akan merasakan dunia seakan-akan tenang...
Tiupan angin melambai dengan perlahan...
Suara pepohonan dan dedaunnan yang beradu membuat kamu ingin tertidur labih cepat...
Kematian adalah jalan yang baru...
Jalan yang akan melahirkan kamu dikehidupan selanjutnya...
Tanpa ada kematian tidak akan pernah ada Reinkarnasi..
Saya dan kamu sekalian adalah orang yang pernah mati..
Dan hidup kembali disaat ini, diwaktu ini...
Dengan kehidupan yang labih baik dari sebelumnya, atau mungkin lebih buruk dari sebelumnya...


Kedamaian...

Kenapa harus ada kitab suci, Tuhan berserta tentaraNya, dan hukum-hukum...
Mengapa hal itu harus ada kalau kita semua sudah bisa hidup bersama dengan damai...
Tuhan dan kita suci adalah hal yang kita anggap bersifat sorgawi dan harus ditaati...
Kenapa harus ditaati lagi kalau kita sudah bisa hidup secara damai dengan sesama dan lingkungan...
Namun, karena kita belum mampu hidup berdamai secara utuh dengan sekitar kita, dan mungkin karena kita sendiri belum mampu berdamai dengan diri kita, maka Tuhan menjadi sinar yang harus memandu kita keluar dari lorong-lorong gelap itu.
Dan karena kita memiliki keyakinan akan adanya kehidupan setelah kematian, akan adanya tempat bernama Surga dan Neraka, maka kita membutuhkan Tuhan dan menteri-menteriNya, serta hukum-hukumNya. 


Cinta...

Cinta itu ibarat kupu-kupu, semakin dikejar semakin menghindar.

Tapi jika kau biarkan terbang maka ia kan menghampirimu.
Jangan pernah mengatakan, 'Aku Sayang Padamu', jika hal itu tidak dari hatimu.

Jangan pernah mengatakan, 'Aku Cinta Padamu', jika kamu hanya berbohong.
Jangan pernah memberi cinta, jika kau 'tak memilikinya.
Jangan pernah memberi harapan, jika kau tak mampu memenuhinya.
Jangan kau sentuh hidup seseorang, jika kau hendak bermain-main dengannya.
Dan jangan membuat seseorang jatuh cinta, jika kau tak berniat mencintainya.




Sahabat...

sementara orang lain hanya mempercayai senyuman diwajahmu...

Sahabat sejati adalah orang yang bisa melihat kepedihan dimatamu..



Wanita

Wanita cantik melukis kekuatan lewat masalahnya.
Tersenyum disaat tertekan, tertawa disaat hati sedang menangis.
Memberkati disaat terhina, mempesona karena mengampuni.

Wanita cantik mengasihi tanpa pamrih, dan bertambah kuat di dalam doa dan pengharapan.


By: P. Sandra D.
Renew: 28.06.2013

Puisi "Menantimu.."

22.27

 
Di pagi yang penuh kabut
Aku masih berdiri
Menanti hadirmu...

Di senja yang kelabu
Aku masih berdiri
Berharap dapat mendekapmu...

Di malam yang sunyi
Aku masih berdiri
Menanti...
Berharap...
Kudapat memiliki cintamu...

Aku akan terus menanti..
Hingga batas sang waktu...
Hingga bumi tak lagi berputar...
Sampai denyut nadi terhenti...

Aku akan terus menanti...


By: Puspita Sandra Dewi.

Cerpan "Where Love Sleeps"

22.19


Where Love Sleeps

Ini adalah kisah cinta antara manusia dan robot, antara Eiry dan Rachel.
Eiry adalah pemuda yang tak punya waktu banyak untuk hidup di dunia ini sedang Rachel adalah robot cantik dan manis yang dikirim untuk membantu Eiry.
Hingga akhirnya cinta mempersatukan mereka berdua dalam tidur yang abadi.
Inilah tragedi cinta yang mengharukan…

_Stage 01_
‘Kau tak mengenaliku, tapi aku jatuh cinta padamu. Aku hanyalah manusia yang tak punya waktu lama untuk hidup di dunia ini. Yang kuinginkan hanyalah bagaimana caranya agar perasaan ini bisa sampai padamu…’
_ _ _

Pagi itu Rachel diantar ke rumah Eiry untuk menjaga dan membantu Eiry.
“Permisi? seru Rachel sambil membuka pintu. “Tuan Eiry, perkenalkan nama saya Rachel?” lanjutnya sambil menundukkan kepala dan membungkukkan badan dengan hormat.
Z . . z . . z . .

Sayangnya Eiry masih tertidur di atas sofa setelah semalaman suntuk memikirkan pernikahannya yang semakin dekat. Kalau tidak karena desakan ayahnya, Eiry lebih memilih untuk menghabiskan sisa waktunya dengan bersantai dan melakukan hal yang menyenangkan hatinya.
“(Mungkin tuan Eiry tidak enak badan. Kasihan, tuan Eiry tidak punya banyak waktu… itulah sebabnya aku di buat)” ucap Rachel dalam benaknya.
Tak lama, Eiry terbangun dari tidurnya. Dan segera Rachel memberi sikap hormat kepada tuannya itu.
“Tuan, sudah bangun? Ada yang bisa saya kerjakan untuk tuan?” ucapnya masih tetap menunduk.
“Hhh.. kau boneka yang dibuat khusus itu, ya?”
“Ya.. Ayah anda yang mengirimkan saya dan memerintahkan saya untuk membantu anda”
“Entah apa yang dipikirkan orangtua itu, aku ‘kan tidak punya waktu untuk main-main dengan boneka?! Bulan depan tunanganku akan datang, aku tak punya waktu luang, itu sebabnya aku ingin istirahat sekarang agar sanggup menjalankan kewajibanku untuk ‘Menikah sebelum mati’?!”
“Jadi aku tak diperlukan?”
“Tenang saja, aku tak punya kekuatan untuk mengusirmu. Silahkan tinggal di sini selama sebulan?”
“Baiklah tuan, (aneh… manusia bisa menciptakan robot dan bisa memperbaiki apa saja, tapi kenapa tak mampu memperbaiki tuan Eiry? Apa kerusakan tuan Eiry sangat parah?)” pikirnya polos.
___

Beberapa hari kemudian, dipagi hari.
“Selamat pagi tuan Eiry?”
“Pagi Rachel… (sial! pandanganku kabur) h . . h . .” Eiry menahan sakit sambil memegangi perutnya.
“Tuan Eiry, anda kenapa?”
“Tidak apa-apa, aku hanya pusing”
“Mari tuan Eiry saya bantu duduk” ucap Rachel, sambil memegang tangan Eiry.
“Terima kasih Rachel”
“Saya ambilkan teh buat tuan.”
Saat Rachel selesai menyuguhkan teh, ia melihat Eiry dengan tatapan ingin tahu.
“Mengapa kau memandangi aku?”
“Bolehkah aku bertanya pada tuan?” ucapnya dengan mimik serius.
“Tanya apa?”
“Tuan Eiry mengalami kerusakan apa? Apa tidak bisa diperbaiki?” ucapnya.
Sontak Eiry langsung tertawa.
“Hahahahahahahaha!! Awww!!” ia menahan tawa sejenak karena hatinya terasa perih ketika ia tertawa terlalu kencang. “Hihihi!!” lanjutnya dengan tawa pelan.
“Kenapa tuan tertawa?”
“Aku berbeda denganmu! Jika progammu rusak dapat diprogram ulang, jika mesinmu rusak dapat diperbaiki. Tapi jika mesin manusia rusak sangat sulit untuk diperbaiki. Kerusakan satu organ dapat menyiksa organ yang lainnya.”
“Kerusakan anda berada di mana?”
“Di sini..” ucapnya sambil memegang permukaan hatinya. “Kerusakan hati yang sangat parah. Dan kerusakan ini sangat menyebalkan, menyiksa, menyakitkan. Kalau ada donor yang tepat aku sudah pulih sejak lama. Tapi sayangnya tidak ada donor yang tepat, bahkan di saat-saat terakhir ini..” ucapnya dengan nada parau dan tanpa sadar air matanya sudah mengalir.
Rachel segera memberikan serbet kepada Eiry. Eiry menerima serbet itu dan menutupi wajahnya dengan serbet itu. Rachel hanya memperhatikan Eiry dengan tanpa tahu harus berkata apa, tapi programnya mengerti kalau manusia ini sedang menangis karena sesuatu yang membuatnya sedih.

_Stage 02_
Seminggu kemudian, dipagi hari.
“Tuan Eiry, apa yang anda sukai?”
Eiry memandang kosong pada Rachel. Ia merasa ada yang menarik dari robot perempuannya itu.
“Tuan?”
“Hm?!” ia tersadar dari lamunannya. “Kau tadi mengatakan apa?”
“Apa yang tuan sukai?”
“Apa yang aku sukai? Entahlah, aku lupa. Kalau kau? Apa yang kau sukai?”
“Aku suka saat aku sedang mengisi bateraiku. Aku suka saat melihat tuan tertawa dan menangis. Aku suka jika aku diminta mengerjakan sesuatu.” ucapnya dengan mimik tanpa ekspresi, dan selalu begitu.
“Kau suka kalau diminta mengerjakan sesuatu? Kalau begitu aku memintamu untuk tersenyum.”
“Tersenyum? Mengapa aku harus tersenyum?”
“Senyum dapat membuatmu tampak lebih nyata. Senyum adalah bentuk pelayanan yang paling mendasar. Melayani sambil tersenyum dapat membuat orang yang kau layani itu merasa lebih nyaman bersamamu, ia jadi merasa lebih dekat denganmu. Dalam kehidupan manusia, senyum adalah hal yang terpenting.”
“Begitu ya? Jadi saya harus tersenyum. seperti ini..” ucapnya, kemudian menunjukkan tersenyum manis.
“Ya begitu. Dengan senyuman itu aku menjadi lebih nyaman sekarang. Biasanya kau selalu menunjukkan wajah tanpa ekspresi, itu membuat aku tidak nyaman.”
“Hmm!” Rachel tertawa manis.” Baru pertama kali aku mendapat kritikan seperti itu. Akan kusimpan baik-baik dalam memoriku.”
“(Robot ini manis juga… Ehh! Apa aku gila!!! Masa aku jatuh hati padanya?! Haha! Tidak mungkin!)” ucapnya dalam hati.
“Tuan, sudah waktunya anda minum obat.”
“Ok. Terima kasih sudah mengingatkan.”
___

Dua hari kemudian, disore hari. Eiry sedang menikmati secangkir tehnya dan Rachel berdiri di sampingnya. Eiry melemparkan pandangannya pada daun-daun pepohonan yang berguguran yang ada di luar.
“Apakah anda sedang memandangi pohon-pohon itu?”
“Ya.”
“Kenapa?”
“Ikutlah keluar bersamaku.”
Eiry beranjak dari kursinya dan mulai melangkah keluar rumah dan Rachel mengikutinya dari belakang. Mereka berjalan menghampiri sebuah pohon dan berdiri di bawah pohon itu. Sejenak Eiry memandang ke atas pohon itu, dan Rachel pun menirukannya.
“Kau tahu kenapa daun-daun ini berguguran?”
“Ya. Karena ini sedang musim gugur, dan ini adalah hal yang alamiah.”
Kemudian Eiry menoleh pada Rachel begitu juga dengan Rachel.
“Benar. Tapi yang lebih tepatnya adalah karena yang tumbuh akan gugur dan yang hidup akan mati… Makhluk yang tak bisa mati berarti tak bisa hidup.. Sebenarnya aku iri padamu…”
“Iri? Kenapa?”
“Kalau tak punya arti dan kegunaan, robot tak akan dibuat. Kita tahu daun harus gugur karena ada saatnya mereka harus gugur. Tapi manusia ingin semuanya berlanjut tanpa ada yang berubah, dengan harapan seperti itulah robot sepertimu dibuat, ‘tak mati dan tak berubah’, itulah impian setiap manusia, jadi kau punya arti dan aku menjadi iri padamu”
“Sebenarnya aku juga iri pada tuan. Aku iri karena aku tak bisa tertawa, menangis, dan merasa sakit seperti tuan. Terkadang aku merasa aku cuma hal palsu yang tak punya akhir, kecuali manusia yang mengakhiri aku. Bisa mati karena hidup, tapi aku..”
Saat itu juga Eiry menarik bahu Rachel dan memeluknya.
“Apa kau bisa dengar suara detak jantungku..?”
“Ya tuan.”
“Sebentar lagi detak itu akan berhenti, dan saat itu terjadi aku ingin kau berada di sisiku.. Hanya kau Rachel..”
“Baik tuan.”
“(Bagaimana caranya agar perasaanku bisa sampai padamu? Aku tahu ini gila, tapi aku jatuh hati padamu..)”
_Stage 03_
Sebulan hampir berlalu, dan karena Eiry harus pergi ke luar kota untuk melaksanakan pertunangannya, maka ayahnya mengirim mobil untuk menarik Rachel. Hal ini ternyata membuat Eiry sedih dan gelisah.
“Tinggal dua hari lagi aku bersama tuan, ya?”
“Iya?”
“Dua hari lagi tunangan anda akan datang, ‘kan?”
“Begitulah?” ucap Eiry dengan mimik sedih. “Kau masih ingat janjimu waktu itu, ‘kan?”
“Masih tuan. Apapun yang terjadi aku akan menyimpan memoriku bersama tuan dengan baik. Aku akan berada di samping tuan saat ‘detak’ itu berhenti. Aku sudah berjanji dan aku akan menepatinya.” ucapnya sambil tersenyum.
“Sebenarnya aku tidak ingin berpisah denganmu. Jika boleh memilih, aku lebih memilih menghabiskan waktu bersamamu daripada dengann wanita lain yang hanya menginginkan hartaku saja.”
“Kenapa tuan lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersamaku?”
“Karena aku… aku… aku menyukaimu..”
“Menyukaiku? Tapi aku hanya robot.”
“Karena itu aku menyukaimu.. Berbeda dengan tunanganku yang bermata duitan itu.. kau tidak menginginkan apa-apa dariku, hanya ingin melayaniku dengan baik. Meski kau tak punya organ hati dan jantung tapi kau punya sifat yang tulus dan polos seperti anak kecil. Kau hanya ingin melayani dengan baik itu sama artinya kau ingin melayani dengan sepenuh hati. Karena itulah aku sangat menyukaimu..”
“Tuan..”
Detik itu juga Eiry meraih Rachel dan mendaratkan ciuman di bibir Rachel, kemudian memeluknya dengan erat. Rachel tidak mengerti, tapi ia merasa seperti ada sesuatu yang korslet pada programnya, ia merasa seperti tersengat arus listrik yang kecil yang memerintahkannya untuk melingkarkan tangannya pada punggung Eiry dan ia melakukannya.
Eiry meneteskan air matanya di bahu Rachel, ia tak mau melepaskan Rachel dari pelukannya.
“Aku menyukaimu Rachel.. sangat manyukaimu… Aku mencintaimu..”
“Aku juga menyukai tuan Eiry.” jawabnya polos sambil tersenyum, meski ia sendiri tidak tahu pasti apa yang barusan diucapkannya.
‘Aku tidak menginginkan apapun, aku hanya menginginkan kau berada di sisiku sampai saat itu akan datang.’
_ _ _

Dua hari kemudian, dipagi hari. Eiry sudah bersiap untuk pergi.
“Kau tunggulah di sini, aku akan menyelesaikan masalahku dengan tunanganku itu. Aku juga sudah membatalkan mobil penjemputmu. Setelah masalahku selesai, aku aku akan segera kembali ke sini. Dan kita akan meninggalkan tempat ini. Berjanjilah untuk tidak meninggalkan tempat ini apapun yang terjadi.”
“Aku berjanji tuan.”
Eiry mengecup dahi Rachel dan segera mninggalkannya. Dengan segera ia membawa mobilnya melaju kencang menuju bandara untuk menemui tunangannya itu.
Setibanya di bandara ia segera bertemu dengan tunangannya itu.
“Hallo Eiry, aku sangat merindukanmu! Kenapa kau lama sekali, aku sudah menunggumu dari tadi! Oh iya! Kudengar paman mengirimkanmu robot perempuan untuk membantumu, aku iri pada robot itu. Seharusnya aku yang menemanimu, bukan robot jelek itu!”
“Tolong jaga bicaramu Sherry! Aku datang ke mari bukan untuk menjemputmu, tapi untuk menyampaikan kalau aku tidak akan menikah denganmu. Itu saja.”
“Apa?!!” ucap wanita itu tak percaya. “Apa paman yang memintamu?”
“Tidak, ini kemauan dan keputusanku sendiri.”
“Aku tidak percaya!!? Apa ini karena robot sialan itu?!! Apa kau jatuh hati robot tolol itu?!!”
“Ya. Aku jatuh hati padanya dan mencintainya. Lebih baik aku bersamanya, daripada bersama wanita yang ingin menikah denganku karena hartaku saja?!”
“Tidak bisa dipercaya!! Tidak masuk akal!! Kau ini bodoh atau apa Eiry!!! Bagaimana mungkin kau bisa mencintai dan dicintai sebuah robot, dan bercinta dengan robot?!! Mustahil Eiry!! Apa kau tidak pernah menyadari kalau aku sangat menginginkanmu?!”
“Yang kau inginkan hanyalah hartaku.” jawab Eiry ketus.
“Tuhan?!! Kau memang bangsat Eiry!! Kau akan menyesalinya!!”
“Terserah kau mau ngomong apa. Aku pergi dulu.”
Eiry melangkah meninggalkan tunangannya itu.
“Oh iya, kudengar kau membatalkan mobil penjemput robot sialan itu, ya?”
Seketika Eiry menghentikan langkahnya dan menoleh pada wanita itu.
“Aku sudah menduga hal ini terjadi. Jadi aku menghasut paman untuk mengirimkan mobil penjemput lagi. Dan paman meminta mereka untuk menghilangkan memori robotmu itu.”
“Kau memang wanita sialan!!”
Eiry segera berlari meninggalkan bandara dan segera masuk ke mobilnya dan melesat dengan cepat.
“Rachel, bertahanlah..”
___

Di rumah Eiry, sudah berkumpul tiga orang pria berbadan besar dan tegap yang siap menangkapnya. Hal ini terjadi karena Rachel membukakan pintu untuk mereka karena mereka mengaku sebagai kenalan Eiry.
“Wahh? Manisnya robot orang kaya, beda dengan robot biasa yaa?” ucap seorang di antara mereka.
“Mau apa kalian bertiga. Kenapa kalian membawa sejata listrik itu?”
“Robot manis, kami disuruh untuk membawamu dari sini dan menghilangkan memorimu. Dan jika kau melawan kau sudah dapat membayangkan apa yang terjadi, ‘kan?”
“Tidak. Aku sudah berjanji pada tuan Eiry untuk tidak meninggalkan rumah ini, dan tidak ada seorang pun yang boleh menghilangkan memoriku kecuali aku sendiri.”
“Robot manis, majikanmu itu akan segera mati. Kau akan ditinggalkan untuk selamanya. Dia berbeda denganmu, kau tak memiliki jiwa, hal yang kau anggap memori atau kenangan itu cuma dusta belaka.”
“Aku tak peduli itu dusta atau tidak. Tapi yang jelas tidak ada yang boleh membawaku dari sini dan menghapus memoriku kecuali aku menginginkannya dan kecuali itu perintah tuan Eiry!” ucap Rachel dengan nada tinggi.
“Kau merepotkan juga ya, robot manis! Kalau begitu kami bertiga terpaksa membawamu secara paksa!! Ayo teman-teman kita bereskan robot yang satu ini, agar kita bisa bersantai kembali?!!”
“Ok!!”
Segera mereka menyalakan senapan listrik itu dengan tegangan tinggi, dan mendekati Rachel dengan hati-hati.
“Jangan mendekat! Atau aku terpaksa membunuh kalian!”
Tangan kanan Rachel berubah menjadi pistol revolver. Senjata yang cukup kuat untuk menembus lapisan ketujuh kulit manusia. Robot pembantu seperti Rachel memang diperlengkapi dengan senjata itu. Senjata itu digunakan untuk berjaga-jaga, hanya apabila dia dan tuannya dalam keadaan bahaya.
“Kurang ajar!! Kau berani mengeluarkan senjatamu!! Kau telah melanggar peraturan, robot sialan!! Kau tidak boleh mengeluarkan senjatamu kecuali kau dan tuanmu dalam keadaan bahaya!! Hh! Kau membuat kami semakin mempunyai alasan yang kuat untu menon-aktifkanmu!!! Robot bodoh!!” mereka tertawa puas.
Mereka bertiga menembakkan sengatan listrik yang cukup tinggi. Rachel hanya bisa berteriak menahan sengatan listrik itu. Sampai akhirnya ada yang memukul seorang dari antara mereka dengan pemukul baseball sampai roboh ke lantai. Seketika itu juga dua orang yang lainnya menghentikan tembakan mereka, dan menoleh pada sipemukul itu.
“Rachel!!”
Eiry segera berlari menghampiri Rachel yang terkulai tak bertenaga. Eiry menyentuh Rachel tapi ia langsung menarik kembali tangannya, tubuh Rachel menjadi panas karena sengatan listik itu.
“Tuan sudah kembali?” ucapnya dengan suara seperti berbisik.
Seketika itu juga Eiry berdiri dan menoleh pada ketiga orang itu. Ia merasa emosinya sudah mencapai ubun-ubun. Seandainya saja ia memegang senjata, sudah ditembaknya kepala ketiga orang itu.
“Sialan!! Keluar dari rumahku sekarang juga, sebelum aku menelepon polisi!!”
“Dasar manusia tidak tahu diuntung!! Sudah mau mati saja, masih berlagak sombong!!” kata seorang dari antara mereka.
“Sialan!! Kau sudah memukul kepalaku!! Sekarang terimalah akibatnya!!” ucap lelaki yang dipukul itu sampil mengarahkan sejata listriknya pada Eiry.
“Apa yang mau kau lakukan, Bob?” tanya seorang dari antara mereka.
“Menghabisi dia dan robot sialannya itu!! Apa kalian tidak mau ikutan?!! Setelah mereka mati, kita geledah isi rumah ini, mengambil semua harta berharganya, lalu pergi meninggalkan kota jahanan ini!!”
“Hmm, ide bagus!! Aku juga sudah bosan dengan pekerjaan sialan ini!!”
“Aku juga!! Hahahahaha!!!”
“Sialan! Mau apa kalian!!! Cepat angkat kaki dari rumahku!!”
“Tenang tuan muda!! Kami akan mempercepat proses kematianmu dengan robotmu itu. Bukankah lebih baik kalau kalian mati bersama?! Bukankan itu yang kau inginkan?!”
“Ok. Bersiap semuanya!!” ucap Bob pada kedua temannya itu.
Mereka mengangkat senjata listrik itu dan mengarahkannya pada Eiry dan Rachel.
“(Tidak! Tidak akan kubiarkan mereka menyakiti tuan Eiry!!)”
Seketika itu juga, Eiry mendengar desingan peluru tiga kali dari balik badannya. Ketiga pria itu segera menjatuhkan senjatanya, karena masing-masing peluru itu tepat mengenai lengan kanan mereka. Dan segera Eiry menoleh ke belakang. Dilihatnya tangan kanan Rachel berubah menjadi revolver dan menguarkan asap yang berbau mesiu. Kemudian revolver itu berubah kembali menjadi sebuah tangan.
Segera ditangkapnya tubuh Rachel ketika akan jatuh, dan digendongnya dengan kedua tangnnya. Tubuh Rachel masih terasa hangat. Dilihatnya ketiga lelaki itu berlari kocar-kacir sambil mengeluarkan kata-kata makian.
Lalu Eiry membawa Rachel ke kamarnya dan merebahkan tubuh Rachel di atas ranjangnya. Ia duduk di tepi tempat tidur sambil menggenggam tangan kanan Rachel yang terasa lebih hangat karena letusan revolver itu.
“Ternyata kau cukup ringan untuk digengendong. Kupikir beratmu mungkin mencapai seratus kilo lebih!?” ucap Eiry sambil tersenyum.
“Haha!! Beratku sama dengan wanita normal lainnya, tuan!” ucapnya dengan suara pelan. “Tuan, apa benar hal yang kuanggap sebagai memori atau kenangan ini hanya dusta belaka?”
“Tidak! Itu tidak benar. Semua kenangan punya arti. Dusta berarti kebersamaan kita ini tidak nyata, tapi karena kebersamaan kita ini nyata maka dia memiliki arti. Walaupun suatu saat nanti salah satu dari antara kita akan kehilangan memori ini, tapi seorang diantara kita akan tetap menyimpannya. Itulah sebabnya kau dan seluruh memorimu bukanlah hal dusta. Kau adalah hal yang paling nyata dalam hidupku dan di dalam sini…” ucapnya seraya meletakkan tangan Rachel di atas dadanya.
_Stage 04_
Tiba-tiba Eiry merasakan sakit yang sangat menusuk pada hatinya. Begitu sakitnya sampai ia meneteskan air mata.
“Tuan? Anda sakit?” tanya Rachel dengan nada lemah.
“Tidak. Aku tidak apa-apa. Tenang saja, sebentar lagi ini akan berakhir.. aku tidak akan merasakan sakit lagi untuk selamanya…”
Segera Eiry berbaring di samping Rachel. Ia mengecup dahi Rachel kemudian mengecup lembut bibirnya. Lalu Eiry mendekatkan kepalanya pada kepala Rachel, sambil tetap meletakkan tangannya dan tangan kanan Rachel di atas dadanya.
Siang itu langit terlihat sangat cerah, Eiry dapat melihat daun-daun yang berguguran yang ada di luar dari dalam kamarnya.
“(Tuhan! Sakit ini tak bisa kutahan lebih lama lagi.. Kumohon jangan membuatku lebih menderita.. Bawa aku dan Rachel bersamamu sekarang… Meski dia tak punya nyawa tapi dia punya jiwa yang lahir dariku… karena separuh jiwaku ada bersamanya.. karena itu pertemukanlah kami di sana..)”
“Tuan? Aku mencintai tuan..” ucap Rachel dengan senyum manisnya.
“Aku juga mencintaimu.. Sekarang kita pejamkan mata, ya?”

Sunyi..

Cerpen Karangan: Puspita Sandra Dewi
Blog: http://worldartsandra.blogspot.com
Read it at: Cerpenmu.com

Cerpen "Allena"

22.10

 
Allena
 
Rebecca Alena. Yach… Itulah nama lengkap dari gadis manis, bermata coklat bening, rambut hitam lurus di bawah bahu, dan tinggi semampai itu. Tapi gadis yang baru memasuki usia 12 tahun itu lebih akrab dipanggil dengan Allena. Tahun ini adalah hari pertama Allena memasuki bangku SMP.
Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, dihari pertama biasanya semua siswa dan siswi baru berkumpul di lapangan untuk mendengar pengarahan, sekaligus pengumuman pembagian ruangan kelas. Tapi Allena yang terlalu bosan mendengarkan, mulai memalingkan kepalanya ke sana dan ke mari, mencoba mencari seseorang yang ia kenal.
Tapi tak sengaja Allena melihat seorang anak cowok yang memiliki paras yang begitu menarik, wajah yang manis, rambut hitam yang ditata dengan keren, serta penampilannya yang sopan dan menawan, membuat Allena tak sadar kalau sudah memperhatikan anak cowok itu untuk beberapa lama.
Ketika sadar kalau pandangannya sudah terpaku untuk beberapa lama, Allena langsung memalingkan wajahnya dan menundukkan kepalanya. Sesaat ia merasakan hal yang aneh, jantungnya berdetak lebih kencang. Allena tertegun untuk beberapa saat, hatinya mulai menerka-nerka, seperti ia merasakan kalau hatinya sedang terpikat pada sosok anak cowok itu.
Tapi segera Allena menghilangkan semua hal yang sedang dipikirkannya itu, karena ini saatnya untuk mendengarkan pengumuman pembagian ruangan kelas. Nama-nama mulai diebutkan satu-persatu, dan tanpa disadari nama cowok yang sempat menarik perhatiannya itu disebutkan. Namun Allena tak mengetahiunya, kerena ia sedang menunggu namanya disebutkan. Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya namanya disebutkan dan ia ditempatkan diruangan 1b.
Setelah semua nama disebutkan, kepala sekolah Gilberd Internasional School itupun membubarkan barisan. Semua siswa bubar dari barisan dengan rapi, dan mulai sibuk mencari ruang mereka. Allena dengan teliti memperhatikan satu-persatu kelas,  dan dengan segera ia menemukan kelasnya.
Saat masuk kedalam, Allena sedikit terkejut saat melihat anak cowok itu sedang duduk sambil menulis sesuatu dibukunya, tepatnya ia duduk dibangku ke dua barisan pertama, yang tak jauh dari pintu masuk kelas. Allena mencoba mengalihkan pandangannya dari anak cowok itu, dan mengambil lokasi duduknya. Allena duduk dibangku ketiga pada barisan kedua, sehingga ia tepat berada tak jauh dari belakang anak cowok itu.
Kini perhatian Allena tertuju kembali kepada sosok cowok yang manis itu. Tapi tiba-tiba ia dikejutkan oleh seseorang yang tak asing lagi baginya yaitu, Rachel Claudya, sahabatnya dari TK.
“Allena!!” Kejut Rachel sambil menepuk bahu Allena.
“Hah!! Rachel!! Kamu membuatku kaget!!”
“Maaf?! Habisnya kamu melamun terus, sampai-sampai aku masukpun, kamu tidak tahu?!” Katanya sambil duduk disamping Allena dan melepaskan tasnya.
“Maaf..”
“Oh iya! Sewaktu dibarisan tadi, aku melihat kamu celigak-celiguk kesana-kemari. Kamu sedang mencari aku, ya?!”
“Hisss! Kamu ini, sudah tau balik nanya!”
“Sorry. Tapi aku sedikit kesal sama kamu…”
“Kenapa?”
“Kamu bukannya terus mencariku, malah asik memperhatikan anak cowok itu?!” Kata Rachel sambil memalingkan kepalanya pada anak cowok itu.
“Huhstt!! Kamu bicara apa sich?! Jangan bicara yang ngak-ngak!!” Kata Allena dengan suara kecil.
“Nah! Benar kan?! Dari tadi kamu terus memperhatikan anak itu, sampai-sampai kamu melamun!?”
“Ahh! Aku ngak melamun, kok?!” Kata Allena ngelas.
“Jangan bohong kamu?! Kamu lamunin ynag jorok-jorok, yaa?!”
“Ihhh, Rachel! Apaan sich?!”
“Iya! Iya! Maaf dech?!”
“Ya sudah aku ngaku, aku memang agak sedikit memperhatikannya tadi…” Kata Allena dengan berbisik pada Rachel.
“Namanya Laudrie Alexza.” Bisik Rachel kembali ditelinga Sandra.
“Laudrie, ya?”
Begitulah, Allena menjadi sedikit tenang sesuadh mengetahui nama anak cowok itu. Siang dan malam terus berganti, Allena dan Rachel semakin akrab dengan teman-teman mereka. Tapi tidak halnya Allena terhadap Laudrie, karena setiap melihat Laudrie, Allena menjadi gugup. Tapi tak disangka Rachel malah menjadi sahabat Laudrie juga.
Waktupun kian berlalu, Allena menyadari kalau ia sudah menyukai Laudrie sejak pandangan pertama. Ia menceritakan apa yang di rasakannya pada Rachel dan Rachel menyuruh Allena untuk mengungkapkan isi hatinya. Tapi Allena tak kunjung berani untuk mengungkapkan isi hatinya.

&   &   &

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, kini Allena sudah duduk di bangku kelas 3 SMP. Perasaannya pada Laudrie kian semakin dalam. Allena tak bisa, mengelak kalau kini ia sudah jatuh cinta paba Laudrie.
Saat itu hari Minggu, seperti biasa ia selalu pergi ke Gereja dan duduk disamping teman dekatnya, Pretty Syntya. Allena sering bercerita soal Laudrie padanya. Sesaat sebelum acara ibadah dimulai, Allena dikejutkan oleh sosok lelaki yang tak asing baginya. Semakin diperhatikan, lelaki itu semakin tak asing. Ternyata orang itu adalah Laudrie. Allena langsung memberitahukan hal itu pada Syntya.
“Syntya, coba kamu lihat orang yang duduk didepan itu.” Kata Allena berbisik, sambil menunjuk kecil kearah Laudrie.
“Yang man?”
“Itu?! Laki-laki yang duduk dua baris didepan kita dan duduk paling pinggir sebelah kanan.”
“Ohh… Kenapa rupanya dengan orang itu?”
“Itu Laudrie, yang sering aku ceritan sama kamu.”
“Benahkan?” Syntya memperhatikan Laudrie agak lama. Tak disangka dia tertarik padanya. “(Manis juga… Apa aku coba saja dengannya ya? Lagiankan Josh lagi diluar kota, dan lagi pula aku kurang cocok dengan Josh… Mungkin sebaiknya aku cepat, sebelum keduluan sama Sandra.)” Syntya berkata dalam hatinya sambil melamun.
“Syntya? Syntya?” Kata Allena sambil melambaikan tangannya didepan wajah Syntya.
“Yach! Ada apa?!” Katanya segera tersadar dari lamunannya.
“Bagaimana dia menurut kamu?”
“Manis sich?! Karen…. Tapi kayaknya nggak cocok dech dama kamu.”
“Kenapa?”
“Gak tau! Menurut aku nggak cocok aja!”
Allena dia saat Syntya berkata begitu padanya, padahal kalau Rachel malah selalu berkata sebaliknya. Ibadahpun dimulai, saat selesai Allena menjumpai Laudrie hanya untuk sekedar mengucapkan salam. Tapi, Syntya memperkenalkan dirnya sambil menjulurkan tangan kanannya. Laudrie menyambut tangannya, kemudian memperkenalkan kembali dirinya. Allena yang melihat tingkah Syntya itu sama sekali tidak menaruh curiga.
Kini tak terasa Allena dan Rachel sudah duduk dibangku SMA, dan mereka terus bersama. Tapi tidak dengan Laudrie, karena Laudrie tidak satu sekolah dengan mereka. Meski begitu perasaan cinta Allena pada Laudrie sama sekali tidak berubah, malah semakin dalam.
Tapi hal yang tidak disangka-sangka malah terjadi. Snytya yang sudah dianggap Allena sebagai teman baiknya, malah diam-diam menjalin hubungan dengan Laudry. Padahal Snytya tahu kalau Allena sangat mencintai Laudrie. Ketika ia mengetahui perbuatan Syntya itu, ia merasa sangat sedih dan ia sangat membenci Syntya. Tapi Rachel menyuruh Allena untuk bersabar, karena suatu saat nanti Laudrie pasti akan tahu kalau Allena mencintainya. Nasihat itu membuat Allena berhenti perlahan-lahan membenci Syntya. Dan kini ia kembali menanti Laudrie.
Tak terasa Allena dan Rachel sudah duduk dibangku kelas 2 SMA. Tapi tak disangka hal yang menyedihkan menimpa dirinya. Allena terserang liukimia yang akud. Orang tua Allena memintanya untuk oprasi, tapi Allena tidak memberi bersedia. Ia terpaksa menjalani hari-harinya dengan memakan obat-obatan dan terkadang ia harus dirawat inap dirumah sakit.
Saat pulang sekolah, Rachel selalu menemani Allena. Allena selalu berpesan pada Rachel agar jangan memberitahukan keadaannya pada teman-temannya termasuk juga Laudrie. Dalam setahun Allena sempat tidak hadir disekolah sampai dua bulan. Tapi itu tidak membuat prestasinya menurun, ia tetap menjadi juara kelas. Hal itu bisa terjadi karena Rachel membantunya belajar.
Ditempat lain, Laudrie dan Syntya sedang bertengkar.
“Kenapa Laudrie?! Kenapa ingin putus?!”
“Maaf Syntya. Tapi aku tidak pernah menyukai kamu.”
“Tapi kenapa?! Padahal aku begitu menyukai kamu! Apa karena Josh?! Aku rela melepaskannya untuk kamu! Tetaplah bersamaku?!”
“Kamu benar-benar perempuan yang menyedihkan Syntya. Padahal Josh begitu tulus menyayangi kau, tapi kamu meninggalkannya hanya karena kau lebih menyukaiku. Kini aku meninggalkanmu demi orang yang kusayang. Selamat tinggal.” Laudrie pergi meninggalkan Syntya.

&   &   &

Dua tahunpun telah berlalu, penyakit Allena kini sudah tidak bisa disembuhkan lagi. Ia hanya punya waktu beberapa saat lagi. Meski begitu, Rachel selalu setia menemani Allena.
Pagi itu kira-kira pukul 5.00 pagi, Allena terbangun dari tidurnya. Ia membangunkan Rachel yang ada disampingnya.
“Rachel?” Kata Allena memanggil Rachel yang sedang tidur.
“Emm… Ada apa Allena?” Kata Rachel segera membangunkan dirinya.
“Bisa tolong ambilkan selembar kertas dan pulpen untukku”
“Tunngu sebentar, ya?”
Dengan segera Rachel mengambilkan kertas dan pulpen dan memberikannya pada Allena. Allena mengangkat sedikit badannya dan menyandarkan badannya. Allena mulai menuliskan seuntai yang puisi yang begitu dalam mewakili perasannya. Setelah selesai, Allena melipat kertas itu dan memberikannya pada Rachel.
“Rachel tolong kamu berikan ini pada Kevin, ya?”
“Sekarang juga?”
“Iya. Bolehkan?”
“Tentu?!” Katanya dengan senyum.
“Maaf sudah merepotkan kamu selama ini, ya?”
“Tidak apa-apa. Aku sangat senang membantu sahabat yang baik seperti kamu.
Allena hanya tersenyum, sedang Rachel segera pergi kerumah Kevin dengan mobilnya. Allena kembali berbaring dan ia melihat pemandangan diluar jendela yang masih terlihat gelap, ia mencoba melihat bulan dan bintang yang masih tampak. Setelah merasa agak lelah, Allena memejamkan matanya, terbayang olehnya wajah Laudrie, Allena mulai meneteskan air matanya. Sedang Rachel dengan cepat mengendarai mobilnya menuju rumah Kevin.
Saat Rachel tiba, Laudrie sedang berada di luar rumahnya. Dengan segera Rachel memberikan kertas itu pada Laudrie. Laudrie membukanya dan membaca isinya.
                  
Tak Tersampaikan

Di dalam hatiku, hanya kamu seorang.
Kasihku hanya untuk kamu seorang.
Cinta tulusku, untuk dirimu seorang.

       Di dalam setiap nafasku,
       terhela namamu.
       Di setiap langkah kakiku,
       hanya ingin melangkah menuju dirimu..

Tapi…
       Kasih tak terungkapkan..
       Cinta tak tersampaikan..
       Seuntai kata tak pernah terucapkan..
       Kata maaf tak sempat dikatakan..

Hingga…
       Pagiku penuh kabut..
       Hatiku kesepian..
       Senjaku menjadi kelabu..
       Waktuku berhenti berputar..

Dari Allena untuk Laudrie.

Seketika itu juga Laudrie meneteskan air matanya. Ia segera meminta Rachel untuk membawanya menemui Allena. Segera Rachel membawa Kevin untuk menemui Allena. Setibanya dirumah sakit, Rachel segera berlari membawa Kevin keruangan Allena. Dan setibanya diruangan Allena, Laudrie langsung berlari mendapatkan Allena. Ia duduk disamping Allena sambil menggenggam tangan Allena. Tapi keadaan Allena semakin melemah.
“Laudrie..” Kata Allena dengan suara yang lemah.
“Allena.. Maafkan aku, tak pernah tahu isi hati kamu. Maafkan aku yang tak pernah memberi tahu kamu kalau aku sangat mencintai kamu.
 Sejak dari kita pertama berjumpa, aku selalu memperhatikan kamu diam-diam. Dan bahkan sampai saat ini, dihatiku hanya ada nama Allena seorang. Tak ada orang lain yang mampu bertahan dihatiku kecuali kamu, Allena?...
 Maafkan aku sudah membuat kamu menunggu selama ini…”
“Tak ada yang perlu dimaafkan Laudrie, begini saja sudah cukup untukku. Kini aku bisa pergi dengan tenang…”
“Allena… Dikehidupan mendatang aku berjanji, tidak akan membuat kamu menunggu. Aku berjanji..”
Allena tersenyum puas. Nafas terakhir telah dihembuskannya. Allena tertidur dengan tenang, wajahnya memancarkan senyum yang damai.
Matahari pagi mulai muncul, cahayanya menyinari wajah Allena dan seiisi ruangan. Sinar matahari seakan mengiringi jalannya menuju tempat yang paling damai.

Original by: Puspita Sandra Dewi
 
Hahahaha!!! Ini cerpen yang kutulis sewaktu masih SMP. Gak nyangka, bahasa yang kugunakan dulu dengan sekarang, jauh berbeda. Lucu, setiap kali membaca cerita-cerita lama yang kutulis.
^_^

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images