Nurani di Antara Keterasingan

01.46


Nurani di Antara Keterasingan

Angin berhembus lembut..
Meniup helaian rambutku
Kulihat seorang gadis.. 
Sedang duduk di anak tangga..

Rambutnya hitam panjang..
Wajahnya oval manis.
Tapi.. kenapa ia masih sendirian di sana?
Tak satu pun orang menghampirinya.

Ia terlihat asing di antara kerumunan orang.
Atau, dialah yang mengasingkan kerumunan itu!

Dia tetap sendiri di sana!
Memandang lurus ke depan
Siapa yang dilihatnya?
Oh.. seorang pengemis wanita dengan anaknya..

Mereka sedang duduk di pinggiran jalan..
Dengan tangan terangkat, mengharap belas kasihan!

Banyak orang lalu lalang
Tapi tak satu pun menghiraukannya!
Mereka melaluinya begitu saja..
Ia diasingkan di antara yang asing..

Kulihat kembali,
Tempat gadis manis itu berada
Ternyata ia tidak lagi di sana

Kutoleh kembali kepada pengemis itu..
Ternyata gadis manis itu berada di sana!
Berdiri tepat di depan pengemis itu..
Memberi selembar rupiah disertai senyum hangat..

Gadis manis berambut panjang..
Ia membelah keterasingan di antara yang asing!
Membuka mataku..
Sesungguhnya, masih terdapat nurani di antara keterasingan..


By: P. Sandra D.
Terinspirasi ketika melihat temanku, Florensia.

 ^_^


'Day Diary'

21.17


Tuhan Yesus..
Bagiku Kau seperti lukisan abstrak.
Rumit, banyak warna, beragam bentuk dan penuh liku.
Sulit dipahami..
Tapi indah dilihat..

Ya.. seperti itulah Engkau..
Sulit untuk memahami karya-Mu.
Tapi, begitu indah hidup di dalam-Mu..

^_^

P. Sandra D.

Anti Koruptor

20.57


Hey kau!
Iya kau!
Kau yang duduk di kursi tahta, bermartabat,
dan berkuasa di negara ini!

Beraninya kau menghianati kami!
Beraninya kau menjajah kami di negara kami sendiri!
Beraninya kau mencuri uang milik negara kami!

Sungguh lancang kau!
Musnahlah orang-orang seperti kau!
Orang tolol yang berani mencuri uang negara kami!
Uang yang kau curi dari hasil pemerasan terhadap rakyat kecil!

Musnahlah kau Tuan dan Nyonya koruptor!
Rakyat Indonesia menghujatmu!
Ibu pertiwi mengutukmu!
Kau orang yang tak tahu malu!

Kami tak habis pikir..
Mengapa kau tega mencuri uang negara kami?!
Apa gajimu tak cukup untuk mengisi perutmu?!

Kau memang terlalu miskin!
Miskin pikiran, miskin hati, dan miskin moral!

Kau bukanlah warga negara Indonesia!
Kami tak sudi mengakuimu sebagai
bagian dari keluarga Indonesia!

Koruptor! Pergilah kau ke neraka!


By: P. Sandra D.


Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images